
Perbezaan kosakata malaysia dan indonesia
Bahasa Malaysia dan Indonesia: Serumpun Tapi Tak Sama
Perbezaan kosakata malaysia dan indonesia – Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia adalah dua varian dari bahasa Melayu yang digunakan secara rasmi di Malaysia dan Indonesia. Meskipun keduanya berasal dari akar linguistik yang sama, ada banyak perbezaan dalam kosakata, makna, dan penggunaan.
Dalam perbualan sehari-hari, tak jarang warga kedua negara tertawa atau salah faham karena arti kata yang berbeza meski ejaannya mirip. Artikel ini akan membahas kosakata yang serupa tapi berbeza, serta panduan agar komunikasi tetap lancar antara dua bangsa serumpun ini.
Perbezaan kosakata malaysia dan indonesia

Kosakata Serupa Tapi Berbeza Makna
Malaysia | Indonesia | Makna di Malaysia | Makna di Indonesia |
---|---|---|---|
Biji | Biji | Satuan kecil (biji durian) | Bisa berarti alat kelamin laki-laki (kasar) |
Butang | Kancing | Tombol pada baju | Di Indonesia disebut “kancing” |
Rasa | Rasa | Perasaan atau cita rasa | Sama, tetapi di Indonesia lebih sering berarti “taste” |
Kereta | Mobil | Kendaraan roda empat | Di Indonesia, “kereta” artinya kereta api |
Bising | Berisik | Ribut atau ramai | Sama arti, tapi kata “berisik” lebih umum di Indonesia |
Suka | Suka | Menyukai | Sama, tapi bisa juga bermakna “sering” di Indonesia |
Jem | Macet | Lalu lintas padat | Di Indonesia, “jem” biasanya makanan (selai) |
Cuti | Libur | Hari rehat kerja atau sekolah | Di Indonesia lebih dikenal sebagai “libur” |
Meja | Meja | Perabot untuk menulis/makan | Sama arti, tapi gaya bicara bisa berbeda |
Tandas | Kamar mandi / WC | Tempat buang air | Di Indonesia, “tandas” artinya tegas (berbeda makna) |
Kata yang Sama, Tapi Gaya Pengucapan Berbeda
Malaysia | Indonesia | Catatan |
---|---|---|
Telefon | Telepon | Pengaruh ejaan Bahasa Inggris |
Universiti | Universitas | Malaysia gunakan “universiti”, Indonesia “universitas” |
Polis | Polisi | Kedua merujuk pada institusi keamanan |
Bas | Bus | Pengaruh ejaan British (Malaysia) dan Amerika (Indonesia) |
Farmasi | Apotek | Malaysia gunakan “farmasi”, Indonesia “apotek” untuk tempat beli obat |
Kata-Kata Slang atau Informal yang Unik
Bahasa Malaysia:
-
Syok = seronok, asyik
-
Makan angin = pergi jalan-jalan
-
Gempak = hebat
-
Tumpang = ikut nebeng (Indonesia)
-
Lepak = santai, nongkrong
Bahasa Indonesia:
-
Ngebut = memandu cepat (Malaysia: memecut)
-
Nongkrong = duduk santai (Malaysia: lepak)
-
Baper = bawa perasaan
-
Caper = cari perhatian
-
Galau = bingung / sedih
Meski terdengar aneh bagi penutur negara sebelah, slang ini membentuk identitas lokal dan sering dipakai generasi muda.
Kosakata Formal yang Berbeza
Malaysia | Indonesia | Catatan |
---|---|---|
Pejabat | Kantor | “Pejabat” di Indonesia artinya “pejabat tinggi” (jabatan) |
Ibu pejabat | Kantor pusat | Istilah resmi untuk HQ |
Menteri Besar | Gubernur | Pemimpin negeri di Malaysia |
Perdana Menteri | Presiden | Malaysia = kepala pemerintahan, Indonesia = kepala negara |
Frasa Harian yang Berbeza
Malaysia | Indonesia | Arti Umum |
---|---|---|
Awak dari mana? | Kamu dari mana? | Menanyakan asal seseorang |
Boleh saya tahu? | Boleh saya tanya? | Bertanya sopan |
Saya tengah makan. | Saya sedang makan. | Menyatakan aktivitas saat ini |
Tak apa. | Tidak apa-apa. | Membalas permintaan maaf |
Jangan risau. | Jangan khawatir. | Menenangkan orang lain |
Tips Menghindari Salah Faham Antar Negara
-
Pahami konteks kata: Kata yang sama bisa berarti sangat berbeda.
-
Tanya jika ragu: Bertanya dengan sopan akan mencegah kesalahpahaman.
-
Pelajari idiom dan slang lokal: Khususnya jika akan tinggal atau bekerja di negara tersebut.
-
Gunakan bahasa baku saat formal: Kurangi penggunaan slang saat presentasi atau dokumen resmi.
-
Tonton konten lokal: Seperti sinetron Indonesia atau drama Melayu untuk memperkaya kosa kata.
Kesimpulan
Meski Bahasa Malaysia dan Bahasa Indonesia berasal dari akar yang sama, banyak perbezaan kosakata yang bisa membuat bingung atau bahkan lucu jika tak dipahami. Dengan memahami kata-kata yang berbeda makna namun mirip bentuknya, kita bisa:
-
Meningkatkan komunikasi lintas negara
-
Menghindari salah faham dalam percakapan
-
Membangun relasi budaya yang lebih baik
Bahasa boleh berbeza, tapi rasa hormat dan rasa ingin tahu membuat komunikasi jadi jembatan antara dua budaya serumpun ini.