
Arti kata bahasa indonesia yang sering disalahartikan
Arti kata bahasa indonesia yang sering disalahartikan – Bahasa Indonesia adalah bahasa yang dinamis dan kaya, tetapi dalam praktiknya, banyak kata yang sering disalahartikan atau digunakan tidak sesuai maknanya. Akibatnya, bisa terjadi miskomunikasi, terutama di ranah formal seperti akademik, hukum, hingga media sosial.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai kata dalam bahasa Indonesia yang sering disalahpahami arti atau penggunaannya, lengkap dengan penjelasan dan contoh penggunaan yang tepat.
Arti kata bahasa indonesia yang sering disalahartikan

1. Seronok
Salah kaprah: Selalu diartikan “vulgar” atau “jorok”
Arti sebenarnya: Menyenangkan, menggembirakan
Contoh benar:
Acara musik di taman itu sangat seronok dan menghibur.
2. Geming
Salah kaprah: Disangka berarti “bergerak sedikit”
Arti sebenarnya: Tidak bergerak sama sekali
Contoh benar:
Ia tetap berdiri tanpa geming, meski diteriaki berkali-kali.
3. Bubar
Salah kaprah: Dianggap sinonim dengan “selesai”
Arti sebenarnya: Berarti cerai-berai atau tidak lagi teratur
Contoh benar:
Setelah gas air mata ditembakkan, massa pun bubar.
4. Akomodasi
Salah kaprah: Hanya dianggap berarti “tempat tinggal”
Arti sebenarnya: Penyesuaian atau fasilitas
Contoh benar:
Perusahaan memberikan akomodasi penuh untuk peserta pelatihan.
5. Absen
Salah kaprah: Dianggap berarti “hadir”
Arti sebenarnya: Tidak hadir
Contoh benar:
Dia sudah tiga kali absen tanpa keterangan.
6. Praktisi
Salah kaprah: Dianggap sinonim dengan “praktikan” atau “mahasiswa praktik”
Arti sebenarnya: Orang yang sudah menjalani atau mempraktikkan suatu profesi secara profesional
Contoh benar:
Ia adalah praktisi hukum dengan pengalaman lebih dari 20 tahun.
7. Diskusi
Salah kaprah: Sering digunakan untuk percakapan ringan biasa
Arti sebenarnya: Pertukaran pikiran yang terarah untuk mencari solusi
Contoh benar:
Kami akan mengadakan diskusi ilmiah tentang perubahan iklim.
8. Risiko vs Resiko
Salah kaprah: Banyak yang menulis “resiko”
Arti sebenarnya: Bentuk baku adalah risiko
Contoh benar:
Investasi saham memiliki risiko tinggi.
9. Sanggup
Salah kaprah: Sering dipakai saat menolak tawaran dengan arti “tidak mau”
Arti sebenarnya: Berarti mampu, bisa
Contoh benar:
Saya tidak sanggup menyelesaikan tugas ini dalam satu hari.
10. Kepala vs Ketua
Salah kaprah: Digunakan bergantian tanpa membedakan
Arti sebenarnya:
-
Kepala: Pemimpin instansi formal
-
Ketua: Pemimpin organisasi atau kelompok
Contoh benar:
Kepala sekolah membuka acara, lalu dilanjutkan oleh ketua panitia.
11. Efektif
Salah kaprah: Dianggap berarti “cepat”
Arti sebenarnya: Berhasil mencapai tujuan dengan cara yang tepat
Contoh benar:
Belajar 30 menit setiap hari lebih efektif daripada belajar semalaman.
12. Efisien
Salah kaprah: Dianggap sinonim dengan “efektif”
Arti sebenarnya: Hemat waktu, tenaga, atau biaya
Contoh benar:
Dengan aplikasi ini, proses administrasi menjadi lebih efisien.
13. Harafiah
Salah kaprah: Dianggap sinonim dengan “kiasan”
Arti sebenarnya: Makna kata secara langsung atau literal
Contoh benar:
“Menelan mentah-mentah” jika ditafsirkan secara harafiah tentu mustahil.
14. Imbau vs Himbau
Salah kaprah: Bentuk “himbau” sering digunakan
Arti sebenarnya: Bentuk baku adalah imbau
Contoh benar:
Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak panik.
15. Silaturahmi
Salah kaprah: Dianggap berasal dari bahasa Arab
Arti sebenarnya: Kata bakunya dalam bahasa Arab adalah silaturahim, tapi silaturahmi diakui sebagai bentuk serapan dan dibakukan di KBBI.
Contoh benar:
Lebaran adalah momen tepat untuk mempererat silaturahmi.
16. Preman
Salah kaprah: Diartikan sebagai “penjahat jalanan”
Arti sebenarnya: Aslinya berasal dari vrijman (Belanda) yang berarti orang bebas (bukan budak atau tahanan)
Namun dalam konteks modern Indonesia, maknanya telah bergeser menjadi pelaku kriminal informal.
17. Serampangan
Salah kaprah: Dianggap berarti cepat atau asal-asalan
Arti sebenarnya: Tidak hati-hati, dilakukan tanpa pertimbangan
Contoh benar:
Jangan membuat keputusan secara serampangan.
18. Insinyur
Salah kaprah: Kadang dianggap gelar umum untuk lulusan teknik
Arti sebenarnya: Gelar resmi untuk sarjana teknik yang tergabung dalam organisasi keinsinyuran
Contoh benar:
Untuk menjadi insinyur profesional, seseorang harus terdaftar dan tersertifikasi.
19. Kronis
Salah kaprah: Dianggap berarti sangat parah
Arti sebenarnya: Berlangsung dalam waktu lama
Contoh benar:
Penyakit diabetes adalah penyakit kronis, bukan karena parah tapi karena berlangsung lama.
20. Kontemporer
Salah kaprah: Dianggap sinonim dengan “modern” atau “masa kini”
Arti sebenarnya: Berlangsung atau hidup pada waktu yang sama
Contoh benar:
Pelukis kontemporer berarti pelukis yang hidup dan berkarya di era yang sama.
Kesimpulan
Arti kata bahasa Indonesia yang sering disalahartikan perlu dikenali agar kita tidak lagi salah dalam berkomunikasi. Penggunaan kata yang tepat sangat penting dalam menyampaikan pesan secara efektif dan mencegah terjadinya salah paham, baik dalam tulisan maupun lisan.
Dengan lebih sadar terhadap makna asli dan bentuk baku kata, kita menjadi pengguna bahasa yang lebih bijak dan cerdas.